Gaul OKE, Narkoba NO WAY, Prestasi MY WAY

31 July 2009

Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2009 mengambil tema “Gaul Ok, Narkoba No Way, Prestasi My Way”, dimana anak-anak khususnya usia sekolah menjadi fokus dalam pemberantasan narkoba. Pemilihan tema dianggap relevan karena penyalahgunaan narkoba tidak saja terjadi pada orang dewasa, namun usia remaja bahkan usia yang lebih muda.


Dalam sambutanya saat membuka seminar peringatan Hari Anak Nasional (29/07/2009) di Jakarta, Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat dr. Budihardja, DTM&H, MPH menyambut baik tema yang diangkat dalam peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2009, karena anak sekolah merupakan kelompok penduduk terbesar yaitu 30% (65 juta) dari 236 juta penduduk Indonesia.
Menurut dr. Budihardja, pentingnya pemberantasan penyalahgunaan narkoba pada usia sekolah terkait dengan dampaknya yang berbahaya, yaitu menimbulkan gangguan fisik, mental emosional (emosi labil, keras kepala, tidak bisa mengontrol diri) dan kehidupan sosial. Selain itu, dapat merusak organ vital seperti otak, jantung, ginjal, paru-paru, hati, kesehatan reproduksi, dan lain-lain.

Pada peringatan Hari Narkoba Sedunia 26 Juni 2008 lalu, dinyatakan jumlah pengguna narkoba di Indonesia mencapai 4 juta orang dan 70% diantaranya adalah anak sekolah.

Dr. Budihardja menambahkan, berdasarkan hasil survey Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba Badan Narkotika Nasional tahun 2007, lebih dari 22.000 kasus narkoba terjadi di kalangan siswa SMA, 6.000 kasus siswa SMP, dan 3.000 kasus siswa SD. Sedangkan jumlah kasus narkoba menurut data Badan Narkotika Nasional, meningkat dari 3.617 kasus menjadi 17.355 kasus (5 kali lipat) dalam tahun 2001-2006.

Sedangkan dari data Departemen Kesehatan tahun 2006, pengguna narkoba suntik merupakan penyumbang tertinggi penyebaran HIV. 46% penderita HIV/AIDS ditularkan melalui jarum suntik, tambah dr. Budihardja.

Penanggulangan masalah narkoba, menurut dr. Budihardja merupakan masalah yang harus ditanggulangi bersama baik lintas program, maupun lintas sektor serta melibatkan pihak swasta, LSM, media cetak, dan elektronik.

Merespon permasalahan tersebut Departemen Kesehatan telah membentuk fasilitator khusus dalam pelayanan kesehatan remaja dan pemberdayaan remaja sebagai konselor bagi kelompok sebayanya. Pelayanan kesehatan remaja dilakukan berupa upaya promotif, preventif, dan kuratif serta rehabilitatif di dalam dan di luar gedung puskesmas, baik remaja sekolah maupun luar sekolah.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Kebakaran di Rumah Sakit Sari Asih Serang Akibat Arus Pendek Listrik

30 July 2009

dr. H. Djadja Buddy Suhardja S., MPH, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Banten membantah terjadi ledakan di RS Sari Asih Serang, yang benar di rumah sakit tersebut terjadi kebakaran trafo yang menyebabkan keluarnya asap tebal. Diduga kebakaran akibat arus pendek listrik pada trafo di RS tersebut. Kebakaran terjadi tanggal 29 Juli 2009 pukul 17.55


Menurut dr. Djaja, akibat kebakaran tersebut menyebabkan pasien panik tetapi bisa dilakukan evakuasi.Tujuh orang pasien sempat dievakuasi ke RSUD Serang, RS Budi Asih Serang dan RS Krakatau Medika. Tetapi malam itu juga listrik dapat nyala kembali dan pasien dikembalikan ke RS Sari Asih dalam keadaan aman dan tenang. “Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Perawat yang terjebak dalam lift sudah tenang kembali setelah mengalami shock karena kaget dan stres”, ujar dr. Djadja.
dr. Djaja minta Direktur RS Sari Asih, dr. Budi untuk masa-masa mendatang bertindak hati-hati, khususnya kewaspadaan terhadap semua sarana yang dimiliki rumah sakit agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Antisipasi A- H1N1, Dinkes Tegal Siapkan 4.000 Masker

17 July 2009

SLAWI, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal menyiapkan sekitar 4.000 masker untuk mengantisipasi munculnya kasus flu babi atau serangan virus H1N1. Masker tersebut akan dibagikan ke sejumlah rumah sakit dan puskesmas.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Widodo Joko Mulyono, Jumat (17/7) mengatakan, saat ini masker-masker tersebut sedang dihitung kembali, untuk segera dibagikan. Menurut dia, sebagian masker tersebut merupakan sisa bantuan untuk antisipasi bencana Gu nung Slamet, beberapa waktu lalu.

Selain itu, dinkes juga sudah membagikan sekitar 5.000 tamiflu kepada 28 puskesmas di Kabupaten Tegal. Sosialisasi juga dilakukan ke masyarakat, melalui pertemuan rutin maupun media massa.

Widodo mengatakan, apabila ditemukan pasien terduga flu babi, semua rumah sakit maupun puskesmas diminta untuk menerima dan menggratiskan biaya pengobatan. Untuk mengantisipasi munculnya kasus tersebut, Pemkab Tegal sudah menyiapkan satu rumah sakit rujuk an, yaitu RSUD dokter Soeselo Slawi. Sudah siap, di sana sudah ada satu ruang isolasi dan tim dokter yang ditunjuk, ujarnya.

Sumber: KOMPAS
Baca Selengkapnya...

52 Korban Bom dirawat di 4 Rumah Sakit Jakarta

Tadi pagi (17/7/2009) sekitar jam 07.53 terjadi lagi ledakan bom di Hotel JW Marriot dan jam 07.56 di Ritz Carlton, Mega Kuningan Jakarta. Bom yang memporakporandakan lantai dasar hotel JW Marriot dan kerusakan di hotel Ritz Carlton mengakibatkan 52 orang luka berat dan ringan serta 9 orang meninggal dunia.


Demikian laporan permasalahan kesehatan akibat ledakan bom hotel Ritz Carlton dari Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan Depkes tanggal 17 Juli 2009 sampai jam 11.00.

Dr. Rustam S. Pakaya, MPH, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Depkes menyatakan korban luka berat saat ini dirawat di 4 rumah sakit Jakarta yaitu RS MMC, 36 orang, RS Jakarta 14 orang, dan masing-masing 1 orang di RS Pusat Pertamina dan RS Medistra.

Saat ini permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan Prov. DKI Jakarta, namun secara proaktif pemantauan terus dilakukan baik oleh PPK Regional DKI Jakarta maupun PPK Depkes.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id,info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Jangan Gunakan Kantong Plastik “Kresek” dan Plastik PVC untuk Wadah Makanan Siap Santap

Masyarakat diminta tidak menggunakan kantong plastik “kresek” dan plastik PVC sebagai wadah makanan siap santap, terutama yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas. Hal itu disampaikan Kepala Badan POM RI dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, Mkes, SpFK saat mengeluarkan public warning tentang kantong plastik “kresek” & plastik PVC dikantor Badan POM, Jakarta, Selasa (14/7/2009).


Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM terhadap kantong plastik “kresek” dikatakan bahwa kantong plastik berwarna-terutama yang berwarna hitam-kebanyakan merupakan produk daur ulang yang sering digunakan sebagai wadah makanan. Padahal dalam proses daur ulang, riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah bekas pestisida, kotoran hewan/manusia, limbah logam berat, dll. Selain itu dalam proses daur ulang juga seringkali ditambahkan berbagai bahan kimia yang menambah resiko bagi kesehatan. Badan POM menghimbau masyarakat agar tidak menggunakan kantong plastik daur ulang untuk wadah langsung makanan siap santap, ujar dr. Husniah.
Sedangkan mengenai plastik PVC, menurut dr. Husniah dalam proses pembuatannya ditambahkan penstabil seperti senyawa timbal (Pb), kadmium (Cd), timah putih (Sn) atau lainnya untuk mencegah kerusakan PVC. Bahkan agar lentur atau fleksibel, kadang-kadang ditambahkan senyawa ester ftalat, ester adipat, dll. Residu dari bahan-bahan kimia tersebut berbahaya bagi kesehatan. VCM terbukti mengakibatkan kanker hati, senyawa Pb merupakan racun bagi ginjal dan syaraf, senyawa Cd merupakan racun bagi ginjal dan dapat mengakibatkan kanker paru, sedangkan senyawa ester ftalat dapat mengganggu sistem endokrin.

Badan POM telah melakukan sampling dan pengujian laboratorium terhadap 11 jenis produk kemasan makanan dari plastik PVC dan hasilnya 1 jenis produk tidak memenuhi syarat karena kandungan logam berat Pb-nya mencapai 8,69 ppm. Jauh melebihi nilai maksimumnya yang diperbolehkan yaitu 1 ppm, ujar dr. Husniah.

Kepala Badan POM menghimbau masyarakat untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Umumnya kemasan PVC dapat dikenali dari logonya yang berupa segitiga dari anak panah, didalamnya ada angka 03, dan dibawah segitiga tersebut ada tulisan “PVC”. 2. Jangan menggunakan kemasan makanan dari PVC untuk makanan yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen di nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau melalui e-mail ulpk@pom.go.id dan uplkbadanpom@yahoo.com atau melihat di website Badan POM, www.pom.go.id

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416 – 19 dan 021-52921669, atau melalui alamat e-mail: puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Implan Koklea, Harapan Baru Bagi Tunarungu

Teknologi untuk mengatasi gangguan pendengaran semakin maju. Pada 7 Juli lalu, tim medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo berhasil melakukan implantasi koklea atau rumah siput yang pertama pada penderita tunarungu. Implantasi dilakukan selama 1,5 jam terhadap pasien laki-laki berusia 9 tahun.


"Pasien yang mengalami ketulian sejak lahir itu dapat kembali mendengar dengan baik," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, dr. Julianto Witjaksono saat jumpa pers di Gedung A RSCM, 10 Juli 2009. Implantasi koklea adalah prosedur penanaman alat bantu dengar yang dilakukan melalui tindakan operasi pada tulang temporal. Operasi ini diperuntukkan bagi penderita tunarungu yang tidak tertolong dengan pemakaian alat bantu dengar biasa. Kerusakan pendengaran yang terjadi pada organ telinga luar (daun telinga) dan telinga tengah (gendang telinga) masih dapat ditolong dengan alat bantu dengar. Sedangkan kerusakan pada organ telinga dalam (koklea), hanya dapat ditolong dengan implantasi.

Koklea merupakan organ pendengaran yang berfungsi mengirim pesan ke syaraf pendengaran dan otak. Suara ditangkap daun telinga kemudian dikirim ke tulang pendengaran dan bergerak menuju koklea. Operasi koklea atau rumah siput merupakan tindakan menanam elektroda untuk organ pendengaran yang berisi saraf-saraf pendengaran yang terletak di telinga dalam. Elektroda inilah yang yang menggantikan fungsi koklea sebagai organ pendengaran.

Ketua Departemen THT RSCM dr. Ratna D Restuti menjelaskan, operasi koklea dapat dilakukan terhadap semua usia. "Namun pelaksanaan operasi pada pasien usia 2-3 tahun dapat memberikan hasil lebih optimal," ujarnya.

Karena alat ditanam, maka gendang telinga tetap utuh dan tidak menimbulkan reaksi atau efek samping yang menggangu, tambah dr. Ratna.

Di Indonesia berdasarkan data yang ada penderita gangguan pendengaran sejak lahir berkisar 0,1 persen dari populasi. Dengan operasi ini kualitas hidup anak penderita gangguan pendengaran sejak lahir dapat ditingkatkan, tambahnya.

Menurut dr Julianto, penanaman koklea sudah berkembang di sejumlah rumah sakit swasta di Jakarta sejak tahun 2002. Namun tenaga ahli yang melakukan operasi berasal dari FKUI.

Menurut staf ahli THT RSCM Prof. dr. Helmi Balfas, implantasi rumah siput di RSCM lebih murah dibanding harus operasi di luar negeri maupun rumah sakit lain di Indonesia selain RSCM. Karena di RSCM implantasi dilakukan dengan alat-alat yang sebagian dimiliki oleh negara dan di sisi lain Departemen THT RSCM FKUI juga adalah rumah sakit pendidikan.

Biaya yang diperlukan untuk implant koklea ini sebesar 22.000-26.000 dollar AS, dan belum termasuk biaya perawatan, operasi, obatan-obatan dan pemeriksaan.

Prof. Helmi menyebutkan, operasi implant koklea di RSCM tanggl 7 Juli lalu menelan biaya Rp 300 juta. “Ini lebih murah dibandingkan operasi di luar negeri,” kata Prof. Helmi Balfas.

Implantasi koklea ini melalui beberapa tahapan, seperti seleksi kandidat, yaitu penentuan terhadap pasien apakah layak dioperasi atau tidak. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan menyeluruh meliputi aspek medis, psikologis, dan sosial pasien. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menilai fungsi pendengaran, pemeriksaan radiology, laboratorium serta konsultasi dengan disiplin ilmu lain. Pasien yang sudah dioperasi memerlukan waktu sekitar 2 hari untuk pemulihan, setelah itu dilakukan rehabilitasi berupa latihan mendengar dan berbicara.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Masyarakat Dapat Mencegah Penularan Influenza A H1N1

16 July 2009

Masyarakat mempunyai andil besar untuk ikut mencegah penularan influenza A H1N1, yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, dan melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor, ke sekolah atau ke tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter.


Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya sangat rendah yakni 0,4%.

Hal itu disampaikan Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes tentang perkembangan kasus di Indonesia sampai tanggal 16 Juli 2009.

Untuk mencegah penyebarannya di Indonesia, upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu : penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Upaya lainnya berupa community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans severe acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit, tambah Prof. Tjandra.

Hari ini (16/07/09) kasus positif influenza A H1N1 bertambah lagi 15 kasus (4 laki-laki dan 11 perempuan) terdiri dari 2 WNA dan 13 WNI. Mereka berasal dari RS/Dinkes Jakarta 10 orang, dan masing-masing 1 orang dari Medan, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan Bandung. Empat di antara mereka memiliki riwayat pergi ke luar negeri yaitu ke Malaysia (1 orang), Australia (2 orang), dan China (1 orang), kata Prof. Tjandra.

Dengan demikian, sampai tanggal 16 Juli 2009, secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia berjumlah 157 orang terdiri dari 81 laki-laki dan 76 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli (22 kasus), 14 Juli (26 kasus), dan tanggal 15 Juli (30 orang).

Tambahan kasus baru positif berasal dari RS/Dinkes Jakarta yaitu : Fi (Pr, 11), JA (Lk), Em (Pr, 4 th), Al (Pr, 8 th), HW (Lk, 31 th), NL (Pr, 44 th), CF (Pr, 23 th), HU (Lk, 38 th), AL (Pr, 7), dan Ep (Pr, 26 Th). Yang berasal dari RS/Dinkes Surabaya yaitu Ju (Pr, 47 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Yogyakarta yaitu ED (Pr, 23 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Medan yaitu YM (Pr, 20 Th). Yang berasal dari RS/Dinkes Bali yaitu St (Lk, 22 th). Yang berasal dari RS/Bandung yaitu Hi (Pr, 49).

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Walau Angka Kematian Rendah Masyarakat Diminta Tetap Waspada

15 July 2009

Meskipun angka kematian influenza A H1N1 di dunia sangat rendah yakni 0,4%, namun penularannya sangat cepat. Karena itu masyarakat dihimbau tetap waspada dan senantiasa membiasakan pola hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun, dan melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila ada gejala Influenza gunakan masker dan tidak ke kantor, ke sekolah atau ke tempat-tempat keramaian dan istirahat di rumah selama 5 hari. Apabila flu dalam 2 hari tidak membaik segera ke dokter.


Hal itu disampaikan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) ketika memimpin Rapat Koordinasi Tim Kesiapsiagaan Penanggulangan Influenza A H1N1 di Depkes Jakarta siang tadi, 15/72009.
Menurut Menkes, kematian yang terjadi pada pasien positif influenza A H1N1 pada umumnya disebabkan karena penyakit lain yang menyertainya seperti orang dalam kondisi lemah, sakit pernafasan, HIV/AIDS, lanjut usia (lansia) serta Balita dengan gizi kurang.

Kendati demikian, untuk mencegah penyebaran influenza A H1N1 yang lebih luas di Indonesia upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Upaya lainnya berupa community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu diadakan surveilans severe acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit, tambah Menkes.

Berkaitan dengan meningkatnya jumlah pasien suspek, Menkes mengharapkan rumah sakit swasta yang merawat pasien suspek influenza H1N1 tidak memindahkan pasien atau merujuk ke RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso atau RS Persahabatan. Perawatan pasien influenza A H1N1 di Jakarta akan dilakukan di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, sedangkan RS Persabatan khusus untuk merawat pasien flu burung (H5N1), ujar Menkes.

Tambahan kasus hari ini sebanyak 30 orang terdiri 14 laki-laki dan 16 perempuan, yaitu : Ad (L), An (P), Ir (L), Ha (P), Au (P), Di (P), RR (L), Hi (L, 66 th), KR (P, 38 th), Mi (P, 19 th), KA (L, 41 th), VL (P, 5 th), SB (P, 25 th), NF (P, 2 th), Al (L, 5 th), ZX (L, 21 th), GP (L, 26 th), IH (P, 17 th), AR (L, 2,7 th), PU (P, 25 th), Yo (L, 7 bl), Br (L, 20 th), JJ (L, 7 th), MR (L), La (P, 24 th), HK (L, 18 th), LH (P, 18 th), EP (P, 34 th), AM (P, 8 th), NS (P, 30 th). Ke-14 kasus baru tersebut adalah WNI 26 orang dan WNA 4 orang. Riwayat perjalanan ke luar negeri 4 orang yaitu Singapura dan Amerika (3 orang).

Sampai tanggal 15 Juli 2009, secara kumulatif kasus influenza A H1N1 positif di Indonesia berjumlah 142 orang terdiri dari 77 laki-laki dan 65 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli (22 kasus) dan tanggal 14 Juli (26 kasus).

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faxs: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Antisipasi H1N1, Dinkes Brebes Siap Salurkan 5.000 Tamiflu

14 July 2009

BREBES, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes akan segera menyalurkan sekitar 5.000 kapsul oseltamivir atau tamiflu, untuk mengantisipasi munculnya kasus flu babi atau serangan virus H1N1. Tamiflu akan dibagikan kepada puskesmas-puskesmas yang ada pada 17 kecamatan d i Brebes.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Awaludin, Selasa (14/7) mengatakan, pihaknya sudah menerima bantuan sekitar 5.000 kapsul tamiflu dari pemerintah pusat. Rencananya, pembagian ke tingkat puskesmas akan dilakukan pekan in i.

Selain itu, Dinkes Brebes juga mendapatkan bantuan alat semprot atau sprayer disinfektan, sebanyak 30 unit. Alat tersebut dibagikan kepada 30 pondok pesantren di Brebes, untuk kepentingan lingkungan pondok pesantren. Kita serahkan ke puskesmas, kemudian didistribusikan ke ponpes, ujarnya.

Dalam mengantisipasi munculnya kasus flu babi di wilayah tersebut, Dinkes Brebes juga mengadakan pertemuan di tingkat kabupaten hingga desa, serta di rumah sakit-rumah sakit. Kegiatan tersebut akan dimulai pekan depan.

Menanggapi munculnya sejumlah kasus flu babi di daerah lain, Awaludin meminta agar masyarakat tidak panik. Meskipun demikian, mereka harus tetap waspada. Terutama yang memiliki riwayat, seperti habis dari luar negeri, katanya.

Pemkab Brebes sendiri belum memiliki rumah sakit rujukan bagi penderita terduga flu babi. Rumah sakit terdekat untuk rujukan, yaitu RSUD dokter Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal.

Selain dinas kesehatan, antisipasi juga dilakukan dinas peternakan, termasuk Pos Pengawasan Lalu Lintas Ternak Tanjung, Kabupaten Brebes. Kepala Seksi Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Kabupaten Brebes, Jhoni Murahman mengatakan, pengawasan pada pos lalu lintas ternak semakin diperketat.

Upaya tersebut dengan menambah jumlah tenaga medis pemeriksa dan jenis pemeriksaan. Jumlah tenaga dokter hewan ditambah dari satu orang menjadi dua orang, sedangkan jumlah tenaga medis hewan lainnya ditambah dari tiga menjadi lima orang.

Pemeriksaan tidak hanya pemeriksaan fisik, tetapi juga darah. Hal tersebut dengan memeriksa surat hasil pemeriksaan darah pada ternak babi yang melintas. Kalau dulu tidak disertai hasil pemeriksaan darah, kalau sekarang harus disertai, katanya.

Apabila babi-babi tersebut tidak dilengkapi dokumen hasil pemeriksaan darah, petugas pos pengawasan akan menurunkannya dan melakukan pemeriksaan darah.

Menurut Jhoni, Brebes merupakan daerah perlintasan, yang menjadi pintu keluar ternak babi dari wilayah Jawa Tengah ke Jawa Barat. Sebagian besar babi yang melewati Brebes berasal dari Boyolali, Surakarta, dan Sukoharjo. Rata-rata, jumlah ternak babi yang melintas sekitar 200 ekor per hari.

Sumber: KOMPAS
Baca Selengkapnya...

Menkes Dukung MER-C Bangun RS di Timika

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah
Supari menyatakan dukungannya atas inisiatif organisasi relawan
kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia untuk membangun sebuah rumah sakit (RS) perintis di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Dukungan tersebut disampaikan Menkes yang didampingi sejumlah pejabat Depkes saat menerima rombongan MER-C di Jakarta, kemarin.

Rombongan MER-C yang melaporkan rencana pembangunan itu adalah Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad, anggota Presidium dr Joserizal Jurnalis, SpOT, Koordinator Wilayah Papua dr Zacya Yahya Setiawan, SpOK dan dr Hendra, pelaksana operasional RS perintis itu.

Menurut Menkes, pembangunan kesehatan --termasuk pelayanan
kesehatan--yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Depkes, amat
terbantu dengan adanya kegiatan seperti yang dilakukan MER-C itu,
sehingga cakupan pelayanan kesehatan di daerah yang masih belum
terjangkau dapat lebih dipercepat.

"Selama ini Depkes juga telah bekerja sama dengan organisasi sosial lainnya seperti Aisyiyah, gerakan wanita di Muhammadiyah dan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), dan ternyata terjadi sinergi antara program Depkes dengan lembaga seperti itu," katanya.

Dengan adanya rencana yang digagas MER-C tersebut, katanya, maka
pembangunan sektor kesehatan kini mendapatkan akselerasi karena
unsur-unsur lembaga swadaya masyarakat mempunyai rasa tanggung jawab bersama.

Atas program tersebut, Siti Fadilah Supari segera meminta jajarannya untuk melakukan koordinasi dengan MER-C sehingga usaha mulia membantu masyarakat di Provinsi Papua dalam bidang kesehatan itu dapat segera diwujudkan.

Sementara itu, Ketua Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad
dalam kesempatan itu memaparkan bahwa sebenarnya fokus utama kegiatan MER-C selama ini adalah pengiriman relawan ke berbagai wilayah perang, konflik, dan bencana.(*)

Sumber: ANTARA
Baca Selengkapnya...

Total Kasus Influenza A-H1N1 86 Kasus

13 July 2009

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus influenza A-H1N1 di Indonesia hingga Senin (13/7) dari 64 kasus bertambah 22 kasus sehingga total ada 86 kasus. Satu orang pasien suspect A-H1N1 berusia 9 tahun dari Padang kemarin meninggal dunia.

Saat dirujuk ke RS Jamil kondisinya sudah berat dan kemudian meninggal dunia. "Namun, apakah penyebab kematiannya adalah virus A-H1N1 sedang diteliti di laboratorium. Dalam dua hari nanti akan diketahui hasilnya," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Senin (13/7).

Sampai Senin (13/7) secara kumulatif kasus influenza A-H1N1 positif di Indonesia berjumlah 86 orang yang terdiri dari 52 laki-laki dan 34 perempuan.

Anak perempuan berusia 9 tahun yang berasal dari Padang dan meninggal dunia kemarin kemungkinan besar tidak terkena virus A-H1N1 karena lekositnya 40.000.

Orang normal lekositnya 5.000-10.000 dan orang yang terkena virus A-H1N1 mestinya lekositnya kurang dari 5.000. "Anak ini lekositnya 40.000. Jadi gambarannya tidak sesuai dengan penderita influenza A-H1N1. Tapi kita tunggu hasil laboratoriumnya," kata Tjandra Yoga.

Tambahan kasus sebanyak 22 orang terdiri dari 9 laki-laki dan 13 perempuan semuanya warga negara indonesia dan mempunyai riwayat ke luar negeri sebanyak lima orang. Mereka sempat bepergian ke Hongkong, Turki, Singapura, dan Amerika Serikat.

22 kasus baru tersebut berasal dari Rumah Sakit atau Dinas Kesehatan Jakarta yaitu SM (P, 18 tahun), Su (P, 18 tahun), BM (L, 23 tahun), RG (L, 14 tahun), RN (P, 18 tahun), Ch (P, 24 tahun), PA (P, 24 tahun), RC (L, 18 tahun), Ra (P, 6 tahun), Qa (P, 14 tahun), DA (L, 25 tahun), Ra (P, 38 tahun), MH (P, 58 tahun), Ha (L, 48 tahun), An (P, 22 tahun), Fa (L, 21 tahun), Fe (P, 22 tahun), dan FK (P, 38 tahun).

Yang berasal dari RS/Dinkes Bandung yaitu Ha (P, 2 tahun) dan Ci (P, 18 tahun), sedangkan yang berasal dari RS/Dinkes Surabaya HL (L, 19 tahun) dan dari RS/Dinkes Yogyakarya AR (L, 18 tahun).

Influenza A-H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan membiasakan hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan dengan sabun, melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar.

Sumber: KOMPAS
Baca Selengkapnya...

440 Tewas oleh A-H1N1

11 July 2009

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dalam laporan terbaru menyebutkan, influenza A-H1N1 telah menginfeksi hampir 100.000 orang di 137 negara dan telah menyebabkan 440 orang tewas di seluruh dunia.

Kasus penularan flu A-H1N1 di Inggris tergolong yang paling parah. Sebanyak 14 warga Inggris yang terinfeksi dilaporkan telah meninggal, Kamis (9/7). Departemen Kesehatan Inggris menyebutkan bahwa kini terdapat 9.718 kasus positif penularan A-H1N1 dan masih ada 335 penderita flu yang dirawat di rumah sakit di seluruh Inggris.

Dengan banyaknya jumlah kasus itu, Inggris kini berada di tempat ketiga kasus flu terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Meksiko. Bahkan, meningkatnya penyebaran infeksi flu A-H1N1 dikhawatirkan mendekati tingkat epidemi. Direktur jenderal di Departemen Kesehatan Inggris, Liam Donaldson, memperkirakan jumlah kasus penularan yang sesungguhnya jauh lebih banyak.

Selain di Inggris, jumlah kasus penularan flu A-H1N1 juga meningkat di Thailand. Jumlah kematian akibat flu itu di Thailand juga dilaporkan menjadi 14 orang dan 146 kasus baru sehingga total jumlah kasus A-H1N1 di Thailand mencapai 3.071 orang.

Oleh karena itu, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva meminta semua sekolah swasta tutup selama dua pekan dan buka kembali 28 Juli mendatang. ”Virus ini menyebar dengan cepat dan sangat mudah. Jika kita tidak berbuat sesuatu, situasinya akan semakin parah,” kata Abhisit.

Di Amerika Serikat, Presiden Barack Obama mengimbau masyarakat AS untuk tetap mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan yang paling buruk dari penyebaran flu A-H1N1. Penularan flu itu dikhawatirkan semakin gencar pada musim gugur.

”Kami tidak sedang menyebarkan kepanikan, tetapi untuk mempersiapkan diri karena ada potensi kasus ini semakin parah pada musim gugur,” kata Obama di Italia.

Untuk mencegah penyebaran virus itu, AS diperkirakan akan memulai kampanye vaksinasi massal pada Oktober mendatang.

Semakin kebal

Selain korban semakin banyak yang berjatuhan, virus influenza A-H1N1 juga semakin kebal terhadap obat oseltamivir. Hal ini ditandai kemunculan beberapa kasus resistensi terhadap obat itu di sejumlah negara. Padahal, oseltamivir merupakan komponen kunci pengobatan bagi pasien yang terinfeksi virus itu. Karena itu, penggunaan dan dosis obat tersebut harus tepat.

Ketua Panel Ahli Komite Nasional Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza Amin Soebandrio, Jumat di Jakarta, mengatakan, jumlah kasus resistensi virus baru influenza A-H1N1 terhadap oseltamivir diperkirakan akan terus meningkat.

WHO dalam situsnya menyatakan telah mendapat informasi dari otoritas kesehatan di Denmark, Jepang, dan kawasan administratif khusus Hongkong, China, terkait adanya virus H1N1 yang kebal terhadap obat antivirus oseltamivir. Hal ini diketahui berdasarkan uji laboratorium.

Virus-virus itu ditemukan pada tiga pasien yang tidak sakit berat. Penyelidikan belum menemukan virus yang kebal itu pada mereka yang kontak dekat dengan ketiga pasien tersebut. Virus-virus yang kebal terhadap oseltamivir ternyata tetap sensitif terhadap zanamivir.

”Ada beberapa mekanisme penyebab populasi mikroba yang resisten bertambah,” kata Amin yang juga guru besar ilmu mikrobiologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pertama, terjadi seleksi alam, yaitu satu virus yang resisten kemudian tetap hidup dan berkembang biak. Mekanisme kedua, virus yang semula sensitif terhadap oseltamivir kemudian bermutasi atau berubah sifat sehingga menjadi resisten.

Resistensi virus flu A-H1N1 kemungkinan karena telah terjadi mutasi spontan virus tersebut. ”Penyebab lain adalah virus influenza A-H1N1 berkoalisi dengan virus lain yang kebal terhadap oseltamivir,” kata Amin.

Bila tidak segera diatasi, kondisi ini akan mempersulit pengobatan. Bila virus kebal terhadap oseltamivir, pilihannya adalah meningkatkan dosis obat dengan risiko terjadi toksisitas. Cara lain adalah mencari obat baru yang tidak selalu ada.

Masih sporadis

Sejauh ini, menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, kasus-kasus resistensi virus flu A-H1N1 terhadap oseltamivir masih sporadis. Jadi, tidak semua negara dilaporkan ada kasus itu. Di Indonesia sejauh ini belum ditemukan virus yang kebal terhadap oseltamivir.

Namun, Amin mengingatkan bahwa virus-virus flu A-H1N1 yang kebal terhadap oseltamivir kemungkinan besar juga bisa terjadi di Indonesia. Sebab, dalam pantauan di lapangan, pihaknya menemukan oseltamivir diperjualbelikan dengan bebas di sejumlah apotek. Jadi, seseorang bisa membeli obat antivirus itu tanpa resep dokter. ”Penggunaan oseltamivir tidak tepat rawan terjadi,” ujarnya.

Padahal, obat itu seharusnya hanya didistribusikan pemerintah ke fasilitas kesehatan rujukan untuk mencegah resistensi oseltamivir. ”Karena itu, distribusi oseltamivir harus diperketat,” kata Amin menegaskan.

Kasus bertambah

Di Indonesia, Departemen Kesehatan mencatat total jumlah kasus positif flu baru H1N1 sebanyak 52 orang. Mereka terdiri dari 35 pria, 16 perempuan, dan 1 pasien tidak ada data. Ini berarti dalam beberapa pekan jumlah pasien meningkat pesat dengan tambahan jumlah kasus baru 24 orang.

Kasus-kasus baru flu A-H1N1 terus bermunculan, antara lain di Bandung, Balikpapan (Kalimantan Timur), Medan, dan Bali.

Sumber: KOMPAS
Baca Selengkapnya...

Panas Tinggi? Periksa Saja ke RSUP Djamil

09 July 2009

PADANG, KOMPAS.com - Bila Anda sedang berada di Sumatera Barat dan merasa panas tubuh terlampau tinggi bahkan mencapai 38 derajat Celcius, ada baiknya Anda segera memeriksakan diri ke RSUP Dr M Djamil, Padang. Kalau ada pengalaman berhubungan dengan babi, barangkali Anda terkena virus H1N1.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat Rosnini Savitri, Kamis (9/8). Dia mengatakan RSUP Dr M Djamil sudah menjadi rujukan bila ada kasus dugaan penderita H1N1 di wilayah Sumatera Barat.

Silakan datang memeriksakan diri ke RSUP Dr M Djamil bila ada tanda-tanda panas tinggi setelah bersentuhan dengan babi. "Ini sebagai langkah antisipasi saja," kata Rosnini.

Sementara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), tim kesehatan bandara juga telah bersiap memeriksa penumpang yang datang dengan pesawat dari luar negeri. Kondisi serupa dilakukan di Pelabuhan Teluk Bayur untuk kapal-kapal dari luar negeri. Semua i ni dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan penderita H1N1 yang sampai ke Sumatera Barat.

Sumber: KOMPAS
Baca Selengkapnya...

Dua Puluh Empat Tambahan Kasus Baru Positif Influenza A H1N1

Sampai hari ini, 9/7/2009, Indonesia telah mencatat 52 kasus positif Influenza A H1N1, terdiri 35 orang laki-laki, 16 orang perempuan dan 1 orang tanpa keterangan. Tambahan kasus sebanyak 24 orang, terdiri dari 15 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.


Hal itu disampaikan Menkes, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) kepada para wartawan di kantor Depkes Jakarta, (9/7). Menkes yang didampingi Dirjen P2PL Depkes Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P. (K), Kepala Badan Litbangkes Depkes, Prof. dr. Agus Purwadianto, SH, dan dipandu Kepala Pusat Komunikasi Publik dr. Lily S. Sulistyowati itu menyatakan, mereka adalah 3 warga negara asing dan 21 WNI. Dari jumlah itu, 14 orang diantaranya mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri yaitu Malaysia, Australia, Amerika, Thailand, China dan Singapura, 10 orang lainnya tertular di Indonesia.

Menurut Menkes, tren atau kecenderungan penyakit flu babi seperti flu pada umumnya yaitu dapat sembuh sendiri. Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita.

Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan senantiasa membiasakan pola hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak beraktifitas dan pergi ke dokter apabila sakit flunya tidak membaik, ujar dr. Siti Fadilah Supari.

Menkes menambahkan, untuk mencegah penyebaran flu babi di Indonesia upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations.

Menkes menyatakan tambahan kasus baru adalah : Bb (L, 44 th), dan De (P, 32 th), RS Hasan Sadikin Bandung, MC (L, 25 th), RS Sanglah, Denpasar, ada riwayat ke Australia, AA (L, 14 th), RS PI SS, ada riwayat ke Malaysia, TS (P, 32 th), GI (L, 11 th), Ke (L, 12 th), Sa (P, 8 th), RS PI SS, SR (L, 19 th) , RS PI SS, ada riwayat ke Australia, BC (P, 17 th), RS PI SS, ada riwayat ke Amerika, AR (P, 19 th), RS PI SS, ada riwayat ke Malaysia, LM (P, 26, th) RS PI SS , ada riwayat ke Malaysia, So (P, 34 th), RSPAD Gatot Subroto, AR(L, 25 th) dan DB (P, 26, th), RS Siloam, Kebun Jeruk, Vi (L, 21 th), RS PI SS, ada riwayat ke Thailand, , DS (L, 13 th) , RS PI SS, ada riwayat ke ShangHai, He (L, 31 th) , RS PI SS, Transit Qatar, SingaporeFG (L, 41 th), RS Kanujoso Djati, Balikpapan , Ro (L, 26 th) , RS Kanujoso Djati Balikpapan, transit Singapura, El (P, 7 th), Ar (L, 14 th), dan DA (L, 7 th), ketiganya dirawat di RS H. Adam Malik, ada riwayat ke Malaysia, TP (L, 18 th), RSPAD Gatot Subroto, dari Amerika.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Pasien H1N1 Tambah Delapan Kasus

07 July 2009

Hari ini, 7/7/2009, berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dan Badan Litbangkes Depkes, kasus influenza A H1N1 atau flu babi bertambah lagi 8 kasus baru.


Mereka itu adalah AM (L, 24 th) dirawat di RS Sanglah, Denpasar, BH (L, 35 th), dan IA (L, 19 th), keduanya dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Vi (L, 20 th), Wi (L, 9 th), Ca (L, 27 th), ketiganya dirawat di RS H. Adam Malik, Medan, XL (L, 40 th), riwayat pergi ke Thailand dan Malaysia dan LT (P, umur tdk diketahui) riwayat pergi ke Singapura.

Indonesia telah mencatat 28 kasus positif Influenza A H1N1. Dari 28 kasus positif, 5 orang yang dirawat di RS Sanglah dinyatakan sembuh dan sudah pulang.

Untuk mengkoordinasikan penanggulangan penyebaran flu babi, Menteri Kesehatan baru-baru ini melalui surat No. 504/Menkes/VII/2009 tanggal 1 Juli 2009, telah mengirimkan surat edaran kepada Gubernur seluruh Indonesia.

Menkes minta Gubernur seluruh Indonesia untuk memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi selaku Focal Point di tingkat provinsi untuk berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), serta RS Vertikal di daerah ( RSUP) yang merupakan unit pelaksana teknis Depkes di daerah, RS daerah dan RS Rujukan Flu Burung yang ada, RS TNI, RS Polri, RS Swasta dan Sarana Kesehatan Swasta untuk melaksanakan langkah-langkah penanggulangan.

Langkah-langkah penanggulangan tersebut meliputi :

• Meningkatkan penemuan atau deteksi dini suspek influenza H1N1

• Setiap suspek harus dilakukan penyelidikan epidemiologi dan pengambilan spesimen.

• Puskesmas mengaktifkan laporan mingguan penyakit potensial KLB termasuk Influenza klinis atau Influenza Like Illness (ILI) sebagai pemantauan wilayah setempat (PWS) dan melaporkan setiap minggunya ke Dinas Kesehatan Kab/Kota.

• Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi secara mingguan kemudian melaporkan ke Dinkes Provinsi dan Ditjen P2PL setiap minggu. Informasi berisi jumlah kasus influenza klinis, nama kabupaten/kota dan nama provinsi dikirimkan ke Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) : Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta, Telp. 021 4257125; Fax : 021 42877588 ; Email : poskoklbp2pl@yahoo.com ; Website Depkes : www.depkes.go.id dan www.penyakitmenular.info ; SMS gateway : 0813.1813.9990.

Influenza A Baru (H1N1) ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Saat ini sebagian besar penyakit adalah ringan dan sembuh dengan baik.

Masyarakat diminta tetap waspada dan dihimbau untuk senantiasa membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan kelompok anggota masyarakat lainnya dan segera menghubungi petugas kesehatan. Menghindari bepergian apabila sedang sakit flu.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Tiada Hari Tanpa Buah

06 July 2009

KOMPAS.com — Buah merupakan salah satu unsur makanan yang dianjurkan dalam pola makan empat sehat lima sempurna. Sayangnya, bagi sebagian besar masyarakat, buah masih menjadi kebutuhan sekunder di bawah makanan pokok.

Sebagai salah satu penghasil buah di dunia, konsumsi buah di negeri ini tergolong rendah. Menurut data dari Departemen Pertanian Indonesia, konsumsi buah di Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai 37,5 kg/kapita per tahun. Pemerintah sendiri menargetkan konsumsi buah di tahun 2010 sebesar 73 kg/kapita per tahun.

Berbeda dengan makanan lain, seperti lemak atau protein, yang asupannya harus dibatasi, kita boleh mengonsumsi buah sesering mungkin. Menurut ahli gizi klinik dr Samuel Oetoro, buah mengandung banyak sekali vitamin, serat, serta antioksidan yang diperlukan oleh tubuh.

"Tidak ada batasan dalam mengonsumsi buah, sepanjang waktu juga boleh," katanya dalam acara Hari Buah Internasional yang digagas oleh Buavita di Jakarta, Rabu (1/7).

Menurut Samuel, bahan makanan yang berasal dari alam, seperti buah dan sayuran, tidak ada yang kandungan nutrisinya sempurna. Masing-masing memiliki keunggulan, misalnya saja kalsium yang bisa didapat dari jeruk atau kalium dari mangga. Padahal, tubuh kita setiap hari memerlukan berbagai jenis nutrisi. "Jadi kita butuh berbagai variasi buah," kata dokter dari Semanggi Clinic ini.

Untuk mencegah pembentukan plak di pembuluh darah, minimal kita membutuhkan 250 mg antioksidan. Jumlah tersebut bisa didapat dari konsumsi lima jenis buah. Sedangkan untuk menahan laju penuaan, tubuh kita memerlukan 500 mg antioksidan yang didapat dari 10 jenis buah-buahan. "Kalau sekadar untuk sehat saja sih 60 mg atau satu buah jeruk setiap hari," kata Samuel.

Pada kondisi tertentu, misalnya untuk pemulihan dari sakit, Samuel menyarankan untuk mengonsumsi buah yang memiliki efek meningkatkan imunitas tubuh, seperti jambu biji, tomat, kiwi, atau stroberi. Sedangkan untuk meningkatkan gula darah dengan cepat, konsumsi buah yang mengandung banyak air, seperti pepaya, semangka, dan apel.

"Untuk menjaga stamina selama berpuasa, konsumsi buah setelah sahur dan jus buah yang kaya serat setelah berbuka," katanya. Dalam menyajikan jus buah, Samuel menyarankan untuk tidak memakai gula. "Buah sendiri sudah mengandung gula, jadi tak perlu ditambah gula lagi," ujarnya.

Mengenai harga buah yang relatif mahal, sebenarnya kita bisa memilih buah-buahan lokal, seperti pepaya, jambu air, kedondong, pisang atau jeruk, yang harganya lebih murah. Bahkan, buah jamblang atau duwet (syzygium cumini) memiliki kandungan anti-oksidan yang sangat tinggi, tak kalah dengan blueberry.

Sumber: KOMPAS
Baca Selengkapnya...

Tambahan Kasus Baru Influenza A H1N1

04 July 2009

Berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dan Badan Litbangkes Depkes mengenai perkembangan kasus Influenza A H1N1 sampai hari ini, terdapat tambahan kasus baru sebanyak 12 orang.


Mereka itu adalah AR (L, 23 TH), RA (L, 10 bln), HR (P, 40 th), IG (L, 33 th), N (P, 34 th), BE (L, 50 th), TD (L, 65 th), F (L, 14 th), RW (L, 23 th), BA (L, 22 th), JO (L, 43 th), dan NN.
Mereka masing-masing dirawat di RSPI (6 Orang) , RS Gatot Subroto (1 orang.), RS Internasional Bintaro (1 orang) dan RS Sanglah Denpasar (3 orang). Mereka dalam kondisi membaik.

Indonesia telah mencatat 20 kasus positif Influenza A H1N1. Dari 20 kasus positif, satu orang dinyatakan sembuh dan sudah pulang yaitu BM (P, 22 tahun) WN Inggris.

Departemen Kesehatan telah menetapkan langkah-langkah mengatasi penyakit yang sudah merebak di lebih dari 100 negara di dunia, dengan :

1. Meningkatkan kewaspadaan di seluruh jajaran kesehatan serta mengirimkan Surat Edaran baru dari Menkes dan Dirjen P2PL yang menyatakan adanya kasus influenza H1N1 baru di Bali dan Jakarta
2. Meningkatkan aktivitas semua fasilitas kesehatan di RS, KKP, Laboratorium dan sarana kesehatan lainnya
3. Meningkatkan kesiapan logistik serta kemampuan SDM
4. Meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat (Jumpa Pers, Iklan Layanan Masyarakat, Talkshow di Radio dan Televisi, Poster dan Leaflet)
5. Masyarakat dapat menghubungi Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) : Telp. 021 4257125; Fax : 021 42877588 ; Email : poskoklbp2pl@yahoo.com ; Call Center : 021 30413700; Website Depkes : www.depkes.go.id dan www.penyakitmenular.info

Influenza A Baru (H1N1) ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Saat ini sebagian besar penyakit adalah ringan dan sembuh dengan baik.

Masyarakat dihimbau untuk senantiasa membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga yang lain dan segera menghubungi petugas kesehatan. Menghindari bepergian apabila sedang sakit flu.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Pekerja Kantoran, Awas Mata Kering!

03 July 2009

KOMPAS.com - Masalah lain yang sering menimpa masyarakat terutama di daerah perkotaan adalah mata kering. Dijelaskan oleh dr.Ratna Sitompul, Sp.M, mata kering adalah keadaan di mana air mata tidak bisa membasahi mata dengan semestinya.

Air mata dihasilkan oleh kelenjar air (kelenjar lakrimal). Fungsinya untuk membersihkan mata dan mengeluarkan benda-benda asing atau iritan.

Kaum perempuan yang telah memasuki masa menopause juga berisiko tinggi terkena fenomena yang disebut dry eye ini. Ini karena tubuh yang beranjak tua memproduksi sedikit lemak, sehingga lapisan air mata lebih cepat menguap dan membuat mata lebih cepat kering.

Mata kering juga bisa terjadi akibat cuaca yang kurang bersahabat, ruangan ber-AC, asap rokok, dan lensa kontak. Bagi masyarakat perkotaan, semua faktor tersebut mudah sekali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi, sehingga mata cenderung jarang berkedip dalam waktu lama, seperti bekerja di depan komputer, bisa memicu dry eye.

Tapi tak perlu khawatir, kondisi ini bisa diatasi air mata buatan. Obat tetes berupa air mata buatan ini bisa dibeli tanpa resep dokter. "Dasar pengobatannya adalah menggantikan air mata yang cepat mengering," kata dr.Ratna.

Selain itu, sebaiknya hindari faktor penyebab mata kering. "Jika sering bekerja di ruangan ber-AC, usahakan untuk sering keluar dari ruangan. Bisa juga dengan cara mengistirahatkan mata setiap 30 menit sekali jika sering menggunakan komputer," ujarnya.

Untungnya sindroma mata kering tidak menyebabkan gangguan penglihatan. Namun, pada kasus yang berat, apalagi bila tidak ditangani segera, dapat menimbulkan kerusakan pada mata, sehingga penglihatan terganggu.

Sumber: KOMPAS
Baca Selengkapnya...

Menkes Berdialog dengan Pelajar

Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp JP (K) berdialog dengan ratusan pelajar SMP & SMU Adzkia Islamic School Ciputat pada hari Selasa, 30 Juni 2009. Adzkia Islamic School merupakan sekolah binaan Yayasan Daarut Tauhid asuhan K.H Abdullah Gymnastiar.


Pada kesempatan tersebut, Siti Fadilah menceritakan pengalamannya sewaktu kecil hingga menjadi seorang Menteri Kesehatan. Ia menceritakan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah bercita-cita menjadi dokter, terlebih menjadi seorang Menteri Kesehatan. Sejak kecil ia sangat ingin menjadi seorang insinyur pertambangan dan kuliah di ITB. Ia bercita-cita mengeksplorasi kekayaan bumi Indonesia yang luar biasa besarnya agar menjadi berkah dan rahmat bagi rakyat Indonesia. Namun ternyata orangtuanya ingin agar Siti Fadilah menjadi seorang dokter. Atas kecintaan serta bakti kepada orangtua maka Siti Fadilah akhirnya diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Siti Fadilah percaya kalau seseorang berbakti kepada orangtua maka Allah SWT akan mencintainya. Begitupun juga dalam perjalanan kariernya banyak mendapatkan pertolongan Allah SWT sehingga akhirnya ia bisa menjadi Menteri Kesehatan seperti sekarang ini.

Menjawab pertanyaan mengenai bagaimana perjuangannya sehingga bisa menjadi Menteri Kesehatan, Siti Fadilah mengatakan bahwa semua itu sudah menjadi takdir Allah SWT. Selain itu juga buah dari kepatuhannya serta do’a dari orangtua. Setelah dirinya menjadi dokter jantung dan mengobati pasien di rumah sakit, tiba-tiba ia mendapat telepon yang mengatakan bahwa dirinya ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia mengaku kaget dan sempat bimbang apakah akan menyanggupi atau tidak. Atas masukan dari seseorang yang ia hormati bahwa hal ini merupakan amanah dan bisa memberikan kemaslahatan bagi umat, maka ia menerima amanah untuk menjadi Menteri Kesehatan RI.

Dikatakan pula oleh Siti Fadilah bahwa semua kebijakan dan program-program yang dilakukannya, ia berkeyakinan bahwa ia berada di jalan yang diridhoi Allah SWT. Keberaniannya dalam menentang hegemoni Amerika Serikat dan WHO dalam hal virus sharing flu burung misalnya telah memberikan dampak yang besar bagi dunia. Atas keberanian dan keteguhan hatinya ini Menkes mendapat pujian dari berbagai pihak yang kagum akan perjuangannya.

Menjawab pertanyaan tentang kendala apa saja yang dihadapi dalam menjalankan dan bagaimana mengatasinya, Menkes mengatakan bahwa kendala itu banyak sekali bahkan terkadang amat berat, tapi ia kembali berserah pada Allah SWT, memohon untuk diberi pencerahan dan dibukakan jalan keluar dari masalah, ungkap Siti Fadilah.

Dalam acara tersebut Menkes didampingi Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes dr. Abidinsyah Siregar dan Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Depkes dr. Aminullah. Hadir pula pengasuh Yayasan Daarut Tauhid K.H Abdullah Gymnastiar atau yang lebih dikenal sebagai Aa Gym.

Aa Gym menyampaikan kepada para pelajar untuk selalu ingat kepada Allah dan memperbanyak ibadah karena itu adalah fondasi untuk kita bisa mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Selain itu juga Aa Gym berpesan agar para pelajar untuk bisa menjaga diri didalam pergaulan jaman sekarang yang seringkali membuat mereka terjerumus dalam hal-hal yang negatif seperti narkoba, pergaulan bebas, dan sebagainya.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416–19 dan 021-52921669, atau melalui alamat e-mail: puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Pemda Harus Prioritaskan Pembangunan Kesehatan

02 July 2009

Masuknya isu kesehatan sebagai janji politik dalam kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada), seharusnya diimplementasikan pemerintah daerah dengan memprioritaskan pembangunan kesehatan. Selain itu di era desentralisasi, dalam menyusun rencana pembangunan kesehatan, Pemerintah Daerah hendaknya tidak menunggu bantuan dari Pusat tetapi harus dilakukan secara berkesinambungan dengan sumber daya dari Pemda dan Pusat secara bersama-sama.


Hal itu disampaikan. Dr. Sjafii Ahmad, MPH, Sekretaris Jenderal Depkes ketika membuka Lokakarya Nasional Pengembangan Kebijakan Pembangunan Kesehatan di Hotel Savoy Homann, Bandung 29 Juni 2009.
Selanjutnya ditegaskan untuk menyusun perencanaan dan kegiatan 5 tahun ke depan yaitu Renjana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 bidang kesehatan harus berbasis kinerja dan disertai besaran rencana anggaran. Oleh karena itu Depkes mengharapkan masukan atau tanggapan daerah karena setiap daerah mempunyai kekhususan dan keunikan tersendiri.

Sesjen Depkes mengingatkan pendekatan pembangunan kesehatan harus dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas unit dengan menggunakan pendekatan sistemik. Sudah saatnya dilakukan melalui pendekatan dengan penguatan sistem kesehatan yang didukung kebijakan-kebijakan yang diperlukan. Jangan ada program yang jalan sendiri tanpa mengikutkan program lain. Tidak mungkin program penanggulangan TB berhasil kalau hanya meliputi diagnosis dan pengobatan saja, tanpa melibatkan program peningkatan gizi, program kesehatan kerja, program di rumah sakit atau dikaitkan dengan program rumah sehat. Semua program kesehatan harus dapat dikaitkan dalam suatu jaringan program yang saling membantu membentuk suatu Sistem Kesehatan Nasional, ujar Sesjen.

Karena itu Sesjen Depkes mengharapkan dalam pertemuan ini akan diketahui keterikatan setiap program, menuju kepada tujuan yang sama yaitu cakupan total bagi semua penduduk/universal coverage.

Menurut Sesjen, Pemda harus memahami bahwa tujuan utama dari program adalah mencapai cakupan total/universal coverage terhadap upaya kesehatan. Artinya upaya kesehatan yang terdiri dari pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif harus mampu terjangkau dan dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia dimanapun dia berada. Juga tidak boleh lagi ada hambatan geografik, perilaku maupun ekonomi.

Lokakarya nasional yang berlangsung selama 3 hari ini membahas 18 topik yang dipaparkan pejabat Depkes dan pembicara tamu dari Kantor Menpan, WHO, beberapa Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Ketua Umum Persatuan Rumah Sakit seluruh Indonesia (PERSI), dan lain-lain. Topik yang dibahas antara lain Strategi menuju Pencapaian MDGs melalui Pendekatan Revitalisasi Primary Health Care oleh dr. Budihardja, MPH, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat; Kebijakan Rujukan dalam Antisipasi Globalisasi dan Jamkesmas oleh dr. Farid Husain, Sp.B, Dirjen Bina Pelayanan Medik; Hasil Riskesdas dalam Kaitannya dengan Isu-isu Daerah oleh Dr. Agus Purwodianto, Sp.F, SH, Kepala Balitbangkes; Strategi Menuju Eradikasi Penyakit Menular dalam Konteks Global oleh Dr. Guntur Gunawan Sesditjen P2PL; Kebijakan Ketersediaan Obat di daerah dan Penggunaan Obat Tradisional oleh Dra. Kustantinah, M.Apt.Sc, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan; Strategi Menuju Universal Coverage Jaminan Kesehatan oleh dr. Chalik Masulili, Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan.

Narasumber lainnya Dr. Ismail Mohamad, MBA, Deputi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Bidang Tatalaksana, Kementerian Pendayagunaan Aparatur memaparkan Reformasi Birokrasi dalam Mendukung Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, dan dr. Nyoman Kumara Rai, MPH dari WHO SEARO memaparkan Peningkatan Kinerja Sistem Kesehatan.

Dr. Untung Suseno, Kepala Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan yang juga Ketua Panitia melaporkan maksud penyelenggaraan lokakarya ini adalah dalam rangka menjalin interaksi dan komunikasi antara stakeholder pusat dan daerah dalam rangka mengembangkan pembangunan kesehatan di era desentralisasi.

Adapun tujuan khusus lokakarya ini yaitu diindetifikasikannya pembangunan kesehatan di pusat dan daerah, diidentifikasikannya isu strategis tantangan yang dihadapi, upaya terobosan dan potensi yang dimiliki pusat dan daerah dalam pembangunan kesehatan, dan disepakatinya upaya tindak lanjut dalam rangka peningkatan kualitas kebijakan pembangunan kesehatan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

Menkes Buka Mukernas DKR

01 July 2009

Hari ini, 1/7/2009, di Jakarta, Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) membuka Musyawarah Kerja Nasional Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) pertama diikuti sekitar 3.000 orang terdiri dari unsur pembina dan jajaran pimpinan DKR tingkat Nasional, 33 Provinsi dan 440 Kabupaten/Kota.


Tujuan Mukernas adalah menetapkan garis kebijakan umum DKR. Juga memperjelas program kerja Nasional DKR sehingga pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan dan tugas DKR dalam mendorong terbentuk dan berfungsinya Desa Siaga, penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana, penanggulangan gizi buruk dan advokasi masyarakat miskin yang memerlukan pelayanan kesehatan serta mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan masyarakat menuju perilaku hidup sehat.
Menkes dalam sambutannya menyatakan, DKR dibentuk untuk memantau program kesehatan apakah telah dilaksanakan dengan baik sampai di tingkat desa/kelurahan. DKR yang dibentuk tanggal 4 Februari 2008, sudah melaksanakan konferensi dan workshop di 16 provinsi.

Dengan terbentuknya DKR di setiap provinsi, kata Menkes, diharapkan tersedia relawan yang memiliki kepedulian dan secara aktif berpartisipasi sebagai motivator, fasilitator serta advokasi kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan hak-haknya termasuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan di lingkungannya.

Menurut Menkes, pembangunan kesehatan yang dilakukan selama ini telah menunjukkan keberhasilan yang dapat dilihat dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Membaiknya derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dengan menurunnya angka kematian bayi pada tahun 2007 sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Juga dapat diturunkannya penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Kusta, Rabies, filariasis dan lain-lain.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber: Depkes
Baca Selengkapnya...

 
 
 
 
Copyright © MF Nurhuda Y