JAKARTA, KOMPAS.com- Sekitar tujuh juta orang Indonesia hidup dengan hepatitis C kronik, dan diperkirakan terdapat ribuan infeksi baru muncul setiap tahunnya. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah, organisasi profesi, organisasi yang peduli hepatitis C dan dunia usaha.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan dr Rahmi Untoro, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Medikolegal, Selasa (19/5), dalam acara peringatan Hari Hepatitis Se-dunia 2009, di Blitz Megaplex, Pacific Place Mall, Sudirman Central Business Central Sudirman, Jakarta.
Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada tanggal 19 Mei digagas gabungan lebih dari 200 kelompok pendukung pasien hepatitis dari seluruh dunia untuk meningkatkan kepedulian atas penyakit berbahaya ini. Hari Hepatitis Sedunia ini diluncurkan sebagai tanggapan atas rendahnya perhatian dan tingkat kesadaran yang diberikan terhadap virus hepatitis kronik, dan upaya politis untuk mengangkat masalah ini agar mendapat prioritas setara dengan upaya penanggulangan HIV/AIDS, tuberkulosis dan malaria.
"Jika dibandingkan, fakta menunjukkan jumlah orang yang terinfeksi ataupun meninggal karena virus hepatitis B dan C sama banyaknya dengan beberapa penyakit infeksi lain. Peringatan Hari Hepatitis Sedunia merupakan langkah awal meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengetahui secara dini kondisi kesehatannya, khususnya kesehatan hati, dan bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mencegah agar tidak menderita penyakit ini," kata Siti Fadilah menambahkan.
Sekarang mereka yang berisiko dapat segera memeriksakan diri dan mereka yang telah terdiagnosis bisa menjalankan pengobatan. Dokter umum memegang peranan penting dan memerlukan pelatihan yang tepat agar bisa memeriksa dan menyelamatkan lebih banyak nyawa, kata Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indoensia (PPHI) dr Unggul Budihusodo menegaskan. Untuk mengurangi angka kejadian dan kematian, akses bagi pasien terhadap pemeriksaan, diagnosis, rujukan dan pengobatan perlu diperbaiki.
Terkait hal itu, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), Blitz Megaplex, Golds Gym, dan Roche Indonesia bekerja sama dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, pemeriksaan dan penatalaksanaan hepatitis C. Sasaran kampanye edukasi bertema Ayo Periksa, Sembuhkan Segera itu adalah masyarakat luas, terutama kelompok masyarakat berisiko tertular hepatitis.
Sampai saat ini, penyakit hepatitis C belum ada vaksin untuk pencegahannya. Sebagai langkah awal, menurut Siti Fadilah, sejak 1 Oktober 2007 pemerintah bekerja sama dengan PT Roche Indonesia telah mengumpulkan data hepatitis C di 21 provinsi dengan melibatkan unit transfusi darah, rumah sakit dan laboratorium, Kegiatan itu bertujuan untuk melihat besaran penyakit hepatitis di Indonesia.
"Hepatitis C merupakan masalah kesehatan karena penyakit yang menular melalui kontak dengan darah penderita ini tidak menunjukkan gejala, sehingga penularan yang terjadi dikhawatirkan akan terus bertambah," ujar Unggul.
Selain itu, kesakitan baru muncul sekitar 10-30 tahun setelah terinfeksi virus itu sehingga seseorang baru mengetahui tubuhnya terinfeksi setelah berada di dalam keadaan sirosis lanjut dengan beberapa komplikasi, seperti bengkak, muntah dara h, dan penurunan kesadaran.
V irus hepatitis C merupakan salah satu penyebab infeksi hati menahun atau kronik dan dapat berakhir pada sirosis, kanker hati serta kematian. Badan Kesehatan dunia memperkirakan, virus hepatitis C telah menyerang lebih dari 170 juta orang di seluruh dunia dengan 3-4 juta infeksi baru setiap tahunnya. Sekitar 80 persen dari orang yang abru terinfeksi, penyakitnya akan terus berkembang menjadi infeksi kronik. Sirosis terjadi pada sekitar 10-20 persen penderita hepatitis C kronik, dan kanker hati terjadi pada 1-5 persen penderita dalam waktu 20-30 tahun.
Sumber: KOMPAS
My Blog List
Followers
KOMPAS.com
detiknews - detiknews
ANTARA - Berita Terkini
Ayo Periksa, Segera Sembuhkan Hepatitis
19 May 2009
Label: Kesehatan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya...
Untuk berkomentar, ketik di sini, nanti akan kami moderasi komentar Anda.