Jakarta - Depkes. Hasil pemeriksaan terhadap 63 sampel darah anggota Kelompok Peternakan Rakyat Ayam Kampung Sukabumi (Kepraks) telah diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jabar melalui Surat Kapuslitbang Biomedis dan Farmasi No. LB.01.02/III/1182/2008 tanggal 31 Maret 2008. Hasil tes tersebut juga sudah diserahkan langsung Dr.dr. Trihono, MSc Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi Balitbangkes kepada Ketua Kepraks Ade M Zulkarnaen, tanggal 4 September 2009 di Sukabumi yang disaksikan Wakil Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Totok Joko M, SKM, Hamdan A dan Yatimah.
Pengambilan sampel darah peternak ayam anggota Kepraks dimaksudkan untuk uji laboratorium apakah terpapar virus H5N1, megingat penyebaran virus H5N1 masih terjadi dari unggas ke manusia. Dari pengambilan sampel tersebut telah dilakukan uji laboratorium dengan Tes Hambatan Hemagglutinasi yang dilakukan di Balitbangkes bulan Februari - April 2007, dengan hasil NEGATIF H5, kata dr. Vivi Setiawati.
Untuk menguatkan hasil tersebut, mengingat Indonesia belum mempunyai laboratorium sendiri, maka tes Netralisasi dilakukan di laboratorium BSL-3 National Institute Infectious Disease (NIID) Jepang bulan Juli – September 2007, dengan hasil NEGATIF H5.
Konfirmasi terhadap kedua tes ini dilakukan kembali di NIID Jepang bulan Februari-Maret 2008, dengan hasil NEGATIF H5. Karena tahapan ini, memerlukan waktu lebih lama untuk memperoleh hasil final penelitian.
Untuk memberi penjelasan di atas, Menteri Kesehatan, 16 November 2009 menugaskan Bambang Sulistomo (Staf Khusus Menteri Bidang Kesehatan Publik) dan dr.Vivi Setiawati dan Subangkit dari Balitbangkes, menemui Ketua dan pengurus Kepraks dan wakil peternak ayam di Sukabumi.
Adapun tujuan peneltian ini untuk mendeteksi adanya anti body (kekebalan) terhadap anti virus H5N1. Bila, hasil negatif berarti tidak mempunyai kekebalan terhadap virus H5N1. Sebaliknya, jika hasilnya positif, berarti mempunyai kekebalan tubuh. Sedangkan sisa sampel darah setelah pemeriksaan disimpan di laboratorium Virologi Balitbangkes Depkes, tegas dr.Vivi.
Klarifikasi ini dimaksud memberikan penjelasan atas 6 pertanyaan yang disampaikan oleh Kepraks yakni; transparansi penelitian, mengetahui sampel darah dibawa kemana, digunakan untuk apa, hasil penelitian bagaimana, sekarang darahnya disimpan dimana dan apa hak masyarakat atas penelitian ini yang melibatkan pihak asing. Sebab selama ini, masyarakat hanya menjadi objek penelitian, belum manjadi subyek, kata Ade M Zulkarnaen.
Khusus poin 6, dr. Vivi menjelaskan sejak awal kegiatan ini bukan penelitian komersial yang dikembangkan untuk bisnis, tapi penelitian non komersial. Sehingga ketika melakukan pengambilan sampel darah, setiap responden menandatangani surat pernyataan tidak menerima uang, karena penelitian ini sifatnya sukarela. Keterlibatan pihak asing, khsusnya RIVM the Netherland Belanda hanya menjadi penyandang dana dan kerjasama yang dilakukan atas permintaan Indonesia yang menawarkan proposal kepada para donor.
Di akhir pertemuan, Staf khusus Menkes dan rombongan mengajak Kepraks dan Peternak Ayam Sukabumi untuk lebih meningkatkan silaturahmi, menjalin komunikasi dan bekerjasama dengan Depkes melaksanakan program bersama untuk kepentingan masyrakat yang lebih besar. Pertemuan ditutup dengan berdoa untuk kebaikan dan keselamatan bersama.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id,info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.
Sumber: Depkes
My Blog List
Followers
KOMPAS.com
detiknews - detiknews
ANTARA - Berita Terkini
Depkes telah Serahkan Hasil Tes Sampel Darah pada Kepraks Maret dan September 2008
18 November 2009
Label: Kesehatan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya...
Untuk berkomentar, ketik di sini, nanti akan kami moderasi komentar Anda.