Kasus DBD di Tegal Mulai Turun

19 May 2009

TEGAL, KOMPAS.com - Memasuki bulan Mesi, kasus deman berdarah di Kota Tegal mulai turun. Meskipun demikian, masyarakat harus tetap waspada, karena hujan masih sering turun. Kewaspadaan dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan. Data dari Dinas Kesehatan Kota Tegal, hingga Selasa (19/5), jumlah penderita DBD sebanyak 10 orang. Angka tersebut menurun bila dibandingkan bulan April yang mencapai 36 orang. Pada bulan Maret, jumlah penderita DBD sebanyak 26 orang, dengan jumlah korban meninggal satu orang, sedangkan pada bulan Februari, jumlah penderita DPD sebanyak 27 orang, dengan jumlah korban meninggal dua orang.

Dibandingkan tahun lalu, jumlah penderita DBD pada bulan ini juga lebih sedikit. Pada bulan Mei tahun 2008, jumlah penderita DBD sebanyak 33 orang, bulan April sebanyak 34 orang, bulan Maret sebanyak 24 orang, dan bulan Februari sebanyak 23 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, Pungky Samhasto mengatakan, secara umum kasus DBD di Tegal sudah mulai membaik. Jumlah penderita juga cenderung menurun.

Meskipun demikian, masyarakat harus terus berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan. Pasalnya menurut Pungky, penanganan kasus DBD tidak hanya menjadi tugas pemerintah. Masyarakat juga harus turut serta dalam program pemberantasan sarang nyamuk.



Memilih Pengasapan

Selama ini, masyarakat di Kota Tegal masih cenderung memilih memanfaatkan fasilitas pengasapan dari pemerintah. Padahal, pengasapan hanya dilakukan setelah muncul kasus penderita DBD. Kembai ke peran masyarakat, harap bisa dimulai dari diri sendiri, ujarnya.

Menurut dia, pemerintah berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat dengan sosialisasi. Selain itu, pihaknya juga mengerahkan sekitar 520 petugas pemantau jentik (jumantik), yang tersebar di 27 kelurahan.

Kepala Seksi Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tegal, Imam Sahadat menambahkan, kewaspadaan terhadap penyakit DBD harus terus ditingkatkan, meskipun puncak penderita DBD diperkirakan sudah terjadi pada bulan April lalu.

Pasalnya, saat ini hujan masih sering turun. Kadang hujan kadang tidak, menyebabkan air tergenang. "Di situ, nyamuk sudah bertelur. Kalau hujan terus malah air bisa mengalir," katanya.

Sumber: KOMPAS

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya...
Untuk berkomentar, ketik di sini, nanti akan kami moderasi komentar Anda.

 
 
 
 
Copyright © MF Nurhuda Y