Antisipasi Flu H1N1, Pemerintah Bagikan Tamiflu ke Puskesmas

19 May 2009

TEGAL, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tegal akan segera membagikan tamiflu ke puskesmas-puskesmas yang ada di wilayah tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya kasus flu babi. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, Pungky Samhasto, Selasa (19/5) mengatakan, pihaknya sudah menerima sekitar 5.000 tamiflu dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pekan lalu. Tamiflu tersebut akan segera didistribusikan ke puskesmas-puskesmas di Kota Tegal .

Menurut dia, pengadaan tamiflu sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap flu babi. Upaya tersebut untuk mengantisipasi apabila ditemukan masyarakat yang terjangkit virus flu babi. "Obat ini diberikan ke puskesmas untuk kewaspadaan dini terhadap pelayanan unit kesehatan," ujarnya.

Selain tamiflu, Pemkot Tegal juga menyiapkan satu rumah sakit rujukan bagi penderita flu babi, yaitu RSUD Kardinah. RSUD Kardinah merupakan satu di antara 10 rumah sakit rujukan flu babi di Jateng. Kardinah juga menjadi rujukan penderita flu burung, katanya.

Pungky mengatakan, pemerintah akan terus menyosialisasikan flu babi kepada masyarakat. Pihaknya juga bekerja sama dengan dinas kelautan dan pertanian setempat, dalam pengawasan terhadap peredaran daging babi di wilayah tersebut.

Hingga saat ini, tidak ditemukan peternakan babi di wilayah Tegal. Pemotongan daging babi juga terbatas, hanya satu ekor per hari, dan dijual melalui dua pedagang.

Tidak Khawatir

Ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Pasalnya hingga saat ini, kasus flu babi pada manusia belum masuk ke Indonesia. Meskipun demikian, masyarakat tetap harus waspada, karena Tegal merupakan daerah perlintasan.

Koordinator Kompartemen Peternakan dan Pertanian Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Tegal, Suatmo juga mengimbau peternak dan konsumen babi untuk waspada terhadap virus flu babi.

Menurut dia, jumlah populasi babi di tiga daerah, yaitu Kabupaten Brebes, Tegal, dan Kota Tegal hanya sekitar 50 ekor. "Meskipun demikian, pemerintah harus memperketat masuknya babi dan turunannya ke wilayah-wilayah tersebut. Justru karena populasinya sed ikit, harus diperketat agar tidak banyak yang masuk," katanya.

Sumber: KOMPAS

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya...
Untuk berkomentar, ketik di sini, nanti akan kami moderasi komentar Anda.

 
 
 
 
Copyright © MF Nurhuda Y