Jakarta - Depkes. Berdiri Tegak, Bicara Lantang, Kalahkan Osteoporosis adalah tema yang dipilih dalam peringatan Hari Osteoporosis Nasional (HON) tahun 2009. Tema ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya osteoporosis.
Osteoporosis dijuluki silent epidemic disease, karena menyerang secara diam – diam, tanpa adanya tanda-tanda khusus, sampai penderita mengalami patah tulang. Namun demikian pada dasarnya osteoporosis dapat dikendalikan sejak awal, bahkan sejak janin dalam kandungan secara berkelanjutan agar tidak terjadi osteoporosis secara lebih dini. Usia pencegahan yang paling berarti adalah antara 8-17 tahun karena pada periode ini pemadatan dan percepatan tumbuh tulang mencapai 90 persen.
Berdasarkan hasil Analisis Data Risiko Osteoporosis oleh Puslitbang Gizi Depkes bekerja sama dengan Fonterra Brands Indonesia tahun 2006 menyatakan, 2 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko osteoporosis. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi dunia, dimana 1 dari 3 orang berisiko osteoporosis.
Hal ini juga didukung oleh Indonesian White Paper yang dikeluarkan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) tahun 2007, osteoporosis pada wanita di atas 50 tahun mencapai 32,3% sementara pada pria di atas 50 tahun mencapai 28,8%. Selain itu data yang dikeluarkan International Osteoporosis Foundation (IOF), diprediksikan pada tahun 2050 sebanyak 50% kasus patah tulang panggul akan terjadi di Asia.
Menkes Dr. dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH.PH dalam sambutan peringatan HON di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta yang dihadiri 10.000 peserta jalan sehat mengatakan, pembangunan kesehatan, Indonesia berhasil menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menurunkan prevalensi gizi kurang pada Balita, serta menurunkan berbagai penyakit menular di masyarakat. Namun, saat ini kita mulai menghadapi berbagai penyakit degeneratif akibat meningkatnya usia harapan hidup dan perubahan gaya hidup seperti merokok, kurang aktifitas fisik (olah raga), dan pola makan yang tidak sehat. Penyakit yang dimaksud adalah jantung koroner, stroke, kanker, diabetes mellitus dan osteoporosis.
Ditambahkan, menjadi tua merupakan proses alamiah yang tidak dapat dihindari. Namun menjadi tua tetapi sehat dapat diupayakan dan diwujudkan. Pada usia lanjut terjadi proses degeneratif (kemunduran akibat proses menua) sehingga fungsi seluruh sistem tubuh dapat menurun.
”Proses degeneratif ini tetap berjalan, namun perlu dijaga agar tidak muncul gangguan gangguan fungsi, yaitu tidak terdeteksinya faktor risiko yang menimbulkan penyakit,” jelas Menkes.
Untuk mencegah osteoporosis dan penyakit degeneratif lain, diantaranya memperhatikan kecukupan gizi, latihan dan olah raga yang teratur. Kegiatan ini sebaiknya sudah dibiasakan sejak usia masih sangat muda karena dapat mencegah penyakit dan meningkatkan kebugaran, tambah Menkes.
Menurut Menkes, cara praktis mencegah osteoporosis dini adalah melakukan aktifitas fisik dengan berolah raga secara baik, benar, terukur, teratur (BBTT) paling tidak 30 menit 3 kali seminggu. Berjalan kaki 10.000 langkah perhari merupakan olah raga yang mudah, murah, dan dapat dilakukan siapa saja, kapan saja, dimana saja dan risiko rendah. Tidak kalah penting adalah mengatur pola makan yang mengandung kalsium dan vitamin D yang memadai, menghindari merokok, alkohol, serta tidak mengkonsumsi kopi, kafein dan sodium secara berlebihan yang dimulai sejak usia dini.
Menkes berharap, kegiatan Peringatan Hari osteoporosis nasional dapat diteruskan dan diaplikasikan untuk menunjang upaya penyelenggaraan program pencegahan dan pengendalian masalah penyakit di Indonesia.
“Saya sangat menghargai kegiatan yang diselenggarakan Depkes bekerja sama dengan PEROSI, Perhimpunan Wanita Tulang Sehat Indonesia (PERWATUSI) dan sektor swasta dalam memperingati Hari Osteopirosis Nasional. Partisipasi dan kejasama organisasi masyarakat seperti inilah yang sangat dibutuhkan pemerintah sebagai mitra dalam pembangunan kesehatan”, kata Menkes.
Tema Hari Osteoporosis tahun ini adalah Lanjutkan! Berdiri Tegak, Bicara Lantang, Kalahkan Osteoporosis. Kegiatan Puncak Peringatan Hari Osteoporosis Nasional Tahun 2008 ini dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober, bertempat di Jalan MH. Thamrin dan sebagian di Jalan Jenderal Sudirman
Berbagai rangkaian kegiatan dalam Puncak Peringatan HON tahun 2009, antara lain Senam Osteoporosis massal memperkenalkan senam pencegahan Osteoporosis seri 2 Perosi, jalan sehat missal, pemeriksaan deteksi dini kepadatan tulang massal (Bone scan) serta berbagai hiburan dan bazaar.
Hari Osteoporosis Nasional pada tahun ini juga diperingati di 24 (dua puluh empat) kota di Indonesia (Palembang, Pekan Baru, Padang, Batam, Lampung, Pematang Siantar, Denpasar, Lombok, Surabaya, Semarang, Bandung, Cirebon, Subang, Jogya, Madiun, Tulung Agung, Makassar, Manado, Banjar Masin, Pontianak, Balik Papan, Tarakan dan Samarinda.
Hari Osteoporosis Nasional telah diperingati selama 7 tahun, sejak tahun 2002 dan dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI. Hari Osteoporosis Nasional merupakan program Departemen Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan Perosi, Perwatusi dan swasta.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.
Sumber: Depkes
My Blog List
Followers
KOMPAS.com
detiknews - detiknews
ANTARA - Berita Terkini
Berdiri Tegak, Bicara Lantang, Kalahkan Osteoporosis
26 October 2009
Label: Kesehatan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya...
Untuk berkomentar, ketik di sini, nanti akan kami moderasi komentar Anda.