Depkes Kirim Tim Advance Kesehatan Haji ke Arab Saudi

13 October 2009

Jakarta - Depkes. Hari ini, Departemen Kesehatan mengirim tim advance kesehatan haji yang berjumlah 5 orang menuju Arab Saudi. Kelima orang tersebut terdiri dari Dr.dr.Barita Sitompul, SpJP (Ketua), Bambang Suprayitno (Bendahara), Drs.Bowo,Apt ( Perbekalan), dr. Gembong (Sanitasi Surveilans) dan Azandi Mirza Siskohat (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu ) bidang kesehatan, demikian penjelasan Dr.dr.Barita Sitompul, SpJP Ketua Koordinator Penyelenggara Kesehatan Haji Indonesia tahun 2009.

Menurut dr. Barita, keberangkatan tim advance kesehatan ini untuk mempersiapkan seluruh sarana dan prasarana pelayanan kesehatan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Oleh sebab itu tim ini harus sampai di Arab Saudi lebih dahulu sebelum kedatangan jamaah haji Indonesia.

Di Arab Saudi, tim akan melakukan koordinasi dengan berbagai sektor, termasuk berkomunikasi dengan rumah sakit yang ada di Jeddah, Mekah dan Madinah. Hal ini dilakukan agar saat pelaksanaan haji tahun 2009, kerjasama pelayanan kesehatan haji dapat berjalan lancar.

Bagian perbekalan akan melakukan perekrutan tenaga baru pengemudi ambulan. Walau tahun sebelumnya sudah melakukan perekrutan, tapi masih perlu verifikasi kembali, untuk memperoleh tenaga pengemudi yang lebih baik dan mengganti tenaga pengemudi yang sudah tidak bersedia bekerja lagi. Kurang lebih 150 orang yang harus direkrut, mereka adalah tenaga pengemudi, tenaga bidang farmasi, bidang informasi dan tenaga sanitasi surveilans tambahan. Semua ini membutuhkan waktu yang cukup agar memperoleh tenaga yang berkualitas, kata dr. Barita.

Tim perbekalan juga harus membantu penerimaan obat pada saat serah terima obat dari pengirim yang jumlahnya kurang lebih 40 ton. Selain itu, juga harus menempatkan obat di rumah sakit baru. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu perlu pengaturan yang tepat dan cepat, agar pada saat distribusi obat mekanismenya dapat berjalan dengan lancar, tegas dr. Barita.

Dr. Barita menambahkan, khusus untuk anggota tim surveilans, ia akan melihat kondisi gedung asrama, poliklinik dan gedung lain terkait. Kemudian merancang mekanisme survielans, cara kerja baru sesuai dengan kondisi dan prinsip keilmuan. Untuk Siskohat tahap awalnya memasang instalasi di Jeddah, Mekah dan Madinah. Dengan demikian ketika jamaah haji datang, monitoring dapat berjalan dengan baik, karena sudah terekam dengan baik dalam Siskohat.

Mengenai masuknya bendara dalam tim advance, dr. Barita menjelaskan bendara adalah orang yang paling tahu tentang mekanisme pengeluaran uang dan penggunaan pembelian barang yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. “Perbekalan sudah harus tersedia sebelum jamaah haji datang”, jelasnya.

Tahun ini, jumlah jamaah haji Indonesia 192.835 orang akan diterbangkan dalam 478 kloter. Untuk mendukung pelayanan kesehatan haji ditugaskan 1.740 orang tenaga kesehatan, terdiri dari 1.434 orang (kloter) dan 306 (non kloter). Setiap Kloter terdiri dari satu dokter dan dua perawat. Tenaga kesehatan tersebut merupakan satu tim kesehatan haji yang akan mendampingi jamaah haji dalam kloter yang bersangkutan dari tanah air, Arab Saudi sampai ke tanah air kembali.

Tim kesehatan haji berasal dari berbagai daerah dan profesi selama ini memiliki kemampuan adaptasi kerja yang cukup tinggi. Dokter, perawat, gizi, suveilans dan tenaga kesehatan yang lain selalu solid dalam membangun tim kerja. Tak pernah ada konflik diantara mereka, walau harus bekerja lembur dan sedikit istirahat, tutur dr. Barita.

Menurut dr. Barita, selalu ada kendala setiap tahun dalam pelayanan kesehatan haji. Hal ini terjadi karena kesenjangan bahasa yang digunakan. Jamaah haji masih banyak yang tidak mampu berbahasa Arab atau Inggris. Kondisi ini cukup menyulitkan tenaga dokter maupun jamaah haji dalam berkomunikasi. Untuk memperkecil masalah komunikasi ini, petugas kesehatan melengkapi pasien yang dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi dengan panduan komunikasi sederhana. Pengalaman sebelumnya, panduan komunikasi sederhana ini dapat mengurangi kesenjangan komunikasi antara pasien dan dokter dalam memberi pelayanan kesehatan.

Untuk menjaga kesehatan jamaah haji di Arab Saudi, dr. Barita mengajak kepada seluruh jamaah haji agar memelihara kesehatan dengan makan, minum dan istirahat yang cukup. Selalu menggunakan masker untuk melindungi diri dari infeksi saluran nafas, debu dan penyakit menular yang menyebar melalui udara. Memperbanyak minum air putih untuk mencegah kekurangan cairan atau dehidrasi. Selalu berkonsultasi masalah kesehatan dengan petugas kesehatan yang mendampingi. Menghindari keracunan makanan dengan memperhatikan warna, bau,rasa makanan sebelum mengkonsumsi dengan memperhatikan tanggal kadaluarsa bila membeli makanan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id,info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Sumber: Depkes

1 komentar:

della peace said...

ibadah haji merupakan ibadah mulia, semoga komitmen depkes utk mengawal kesehatan para jamaah haji kita di tanah suci mendapatkan pahala dari Alloh SWT.

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya...
Untuk berkomentar, ketik di sini, nanti akan kami moderasi komentar Anda.

 
 
 
 
Copyright © MF Nurhuda Y