05 November 2009
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan konsultasi seputar cara berhenti merokok, seluruh puskesmas di Kota Yogyakarta akan dilengkapi dengan klinik khusus. Rencananya, puskesmas di Kota Yogyakarta yang berjumlah 18 unit bakal dilengkapi layanan konsultasi memutus kecanduan rokok.
Klinik konsultasi berhenti merokok itu akan diluncurkan secara resmi pada upacara peringatan ke-45 Hari Kesehatan Nasional (HKN), 12 November 2009, kata Kepala Bidang Promosi Pengembangan dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Susi Kuscithawati di Yogyakarta, Kamis (5/11).
"Sebagian perokok aktif di Kota Yogyakarta ingin berhenti merokok, tetapi mengalami kendala, seperti bagaimana cara berhenti atau masalah apa yang akan dihadapi setelah berhenti merokok, dan masalah inilah yang mendasari pembentukan klinik konsultasi itu," ujarnya.
Menurut dia, klinik konsultasi berhenti merokok di setiap puskesmas tersebut juga berawal dari keprihatinan sejumlah pihak tentang tingginya angka perokok aktif di Kota Yogyakarta.
"Berdasarkan survei, sebanyak 53,3 persen dari masyarakat Kota Yogyakarta adalah perokok aktif, atau lebih dari separuh populasi yang ada," katanya.
Padahal, lanjut dia, pihak yang merasakan dampak lebih besar akibat asap rokok adalah orang-orang yang berada di sekitar perokok aktif atau disebut perokok pasif.
Sebanyak 75 persen dari asap yang keluar dari setiap batang rokok diisap oleh perokok aktif dan sisanya diisap oleh perokok pasif. Ia juga menyatakan sebagian besar perokok aktif adalah kaum laki-laki, tetapi kaum perempuan juga tidak sedikit. Selain itu, lanjut dia, hal yang lebih memprihatinkan adalah sebagian besar perokok aktif di Kota Yogyakarta adalah pelajar, khususnya yang duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
Setiap klinik konsultasi berhenti merokok akan ada petugas dari puskesmas yang sudah dilatih menjadi konselor untuk membimbing perokok aktif agar menghentikan kebiasaan tersebut.
"Klinik akan buka satu kali dalam satu pekan. Dan untuk tahap awal, petugas di puskesmas akan mendapat pendampingan dari Quit Tobbaco Indonesia (QTI)," katanya.
Klinik konsultasi sejenis sudah ada di RS PKU Muhammadiyah, RSUD Wirosaban, dan RS Sardjito. "Kami juga akan mengembangkan konsultasi berhenti merokok tersebut di Dinas Kesehatan, khusus untuk pegawai di Pemkot Yogyakarta yang ingin berhenti merokok," katanya.
Sumber: KOMPAS
My Blog List
Followers
KOMPAS.com
detiknews - detiknews
ANTARA - Berita Terkini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya...
Untuk berkomentar, ketik di sini, nanti akan kami moderasi komentar Anda.