Menkes Bakal Kaji Keberadaan STIKES

05 November 2009


BANJARMASIN, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih akan segera mengkaji ulang keberadaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) yang kini banyak berdiri di Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan Menkes pada acara Kongres Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) di Banjarmasin, Rabu kemarin. Menurut dia menjamurnya STIKES di Indonesia perlu dikaji ulang manfaatnya bagi perkembangan dunia kesehatan.

"Akan segera kita lakukan kajian tentang keberadaan STIKES di Indonesia, apakah memang dibutuhkan atau justru ’nyrimpeti’ atau jadi batu sandungan bagi tugas kesehatan," katanya.

Selain STIKES, keberadaan atau peran Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) juga bekal dikaji ulang. Selain penyelenggaraan ADINKES pada kesempatan tersebut juga dilakukan pertemuan penyiapan daerah dalam rangka peningkatan pelayanan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) menuju Jamkesmas Semesta.

Menurut Menkes, pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan berhasil meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat. Hal tersebut kata dia, dapat dilihat dengan menurunnya angka kematian bayi (AKB) dari 35 per seribu kelahiran pada tahun 2004 menjadi 34 per seribu kelahiran pada 2007.

Angka kematian ibu (AKI) juga menurun dari 307 per 100.000 pada 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada 2007. Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, kata dia, umur harapan hidup juga meningkat dari 66,2 tahun pada 2004 menjadi 70,5 tahun pada 2007, demikian juga dengan pravalensi gizi kurang pada balita menurun dari 25,8 persen pada 2004 menjadi 18,4 pada 2007.

"Memang belum terjadi penurunan yang signifikan namun setidaknya tingkat kesehatan masyarakat sudah jauh lebih baik, untuk itu kita akan berjuang lebih keras lagi," katanya.

Isu penting kesehatan yang menjadi program jangka pendek yang harus diselesaikan antara lain kematian ibu dan bayi yang masih relatif tinggi, penyakit menular, kekurangan gizi, peningkatan pravalensi penyakit tidak menular dan masalah kesehatan akibat bencana yang mengakibatkan korban meninggal maupun cedera.

Menkes meminta peningkatan pelayanan bagi pengungsi seperti mencegah wabah penyakit dan balita kurang gizi, disparitas sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan.

Sumber: KOMPAS

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya...
Untuk berkomentar, ketik di sini, nanti akan kami moderasi komentar Anda.

 
 
 
 
Copyright © MF Nurhuda Y