440 Tewas oleh A-H1N1

11 July 2009

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dalam laporan terbaru menyebutkan, influenza A-H1N1 telah menginfeksi hampir 100.000 orang di 137 negara dan telah menyebabkan 440 orang tewas di seluruh dunia.

Kasus penularan flu A-H1N1 di Inggris tergolong yang paling parah. Sebanyak 14 warga Inggris yang terinfeksi dilaporkan telah meninggal, Kamis (9/7). Departemen Kesehatan Inggris menyebutkan bahwa kini terdapat 9.718 kasus positif penularan A-H1N1 dan masih ada 335 penderita flu yang dirawat di rumah sakit di seluruh Inggris.

Dengan banyaknya jumlah kasus itu, Inggris kini berada di tempat ketiga kasus flu terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Meksiko. Bahkan, meningkatnya penyebaran infeksi flu A-H1N1 dikhawatirkan mendekati tingkat epidemi. Direktur jenderal di Departemen Kesehatan Inggris, Liam Donaldson, memperkirakan jumlah kasus penularan yang sesungguhnya jauh lebih banyak.

Selain di Inggris, jumlah kasus penularan flu A-H1N1 juga meningkat di Thailand. Jumlah kematian akibat flu itu di Thailand juga dilaporkan menjadi 14 orang dan 146 kasus baru sehingga total jumlah kasus A-H1N1 di Thailand mencapai 3.071 orang.

Oleh karena itu, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva meminta semua sekolah swasta tutup selama dua pekan dan buka kembali 28 Juli mendatang. ”Virus ini menyebar dengan cepat dan sangat mudah. Jika kita tidak berbuat sesuatu, situasinya akan semakin parah,” kata Abhisit.

Di Amerika Serikat, Presiden Barack Obama mengimbau masyarakat AS untuk tetap mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan yang paling buruk dari penyebaran flu A-H1N1. Penularan flu itu dikhawatirkan semakin gencar pada musim gugur.

”Kami tidak sedang menyebarkan kepanikan, tetapi untuk mempersiapkan diri karena ada potensi kasus ini semakin parah pada musim gugur,” kata Obama di Italia.

Untuk mencegah penyebaran virus itu, AS diperkirakan akan memulai kampanye vaksinasi massal pada Oktober mendatang.

Semakin kebal

Selain korban semakin banyak yang berjatuhan, virus influenza A-H1N1 juga semakin kebal terhadap obat oseltamivir. Hal ini ditandai kemunculan beberapa kasus resistensi terhadap obat itu di sejumlah negara. Padahal, oseltamivir merupakan komponen kunci pengobatan bagi pasien yang terinfeksi virus itu. Karena itu, penggunaan dan dosis obat tersebut harus tepat.

Ketua Panel Ahli Komite Nasional Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza Amin Soebandrio, Jumat di Jakarta, mengatakan, jumlah kasus resistensi virus baru influenza A-H1N1 terhadap oseltamivir diperkirakan akan terus meningkat.

WHO dalam situsnya menyatakan telah mendapat informasi dari otoritas kesehatan di Denmark, Jepang, dan kawasan administratif khusus Hongkong, China, terkait adanya virus H1N1 yang kebal terhadap obat antivirus oseltamivir. Hal ini diketahui berdasarkan uji laboratorium.

Virus-virus itu ditemukan pada tiga pasien yang tidak sakit berat. Penyelidikan belum menemukan virus yang kebal itu pada mereka yang kontak dekat dengan ketiga pasien tersebut. Virus-virus yang kebal terhadap oseltamivir ternyata tetap sensitif terhadap zanamivir.

”Ada beberapa mekanisme penyebab populasi mikroba yang resisten bertambah,” kata Amin yang juga guru besar ilmu mikrobiologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pertama, terjadi seleksi alam, yaitu satu virus yang resisten kemudian tetap hidup dan berkembang biak. Mekanisme kedua, virus yang semula sensitif terhadap oseltamivir kemudian bermutasi atau berubah sifat sehingga menjadi resisten.

Resistensi virus flu A-H1N1 kemungkinan karena telah terjadi mutasi spontan virus tersebut. ”Penyebab lain adalah virus influenza A-H1N1 berkoalisi dengan virus lain yang kebal terhadap oseltamivir,” kata Amin.

Bila tidak segera diatasi, kondisi ini akan mempersulit pengobatan. Bila virus kebal terhadap oseltamivir, pilihannya adalah meningkatkan dosis obat dengan risiko terjadi toksisitas. Cara lain adalah mencari obat baru yang tidak selalu ada.

Masih sporadis

Sejauh ini, menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, kasus-kasus resistensi virus flu A-H1N1 terhadap oseltamivir masih sporadis. Jadi, tidak semua negara dilaporkan ada kasus itu. Di Indonesia sejauh ini belum ditemukan virus yang kebal terhadap oseltamivir.

Namun, Amin mengingatkan bahwa virus-virus flu A-H1N1 yang kebal terhadap oseltamivir kemungkinan besar juga bisa terjadi di Indonesia. Sebab, dalam pantauan di lapangan, pihaknya menemukan oseltamivir diperjualbelikan dengan bebas di sejumlah apotek. Jadi, seseorang bisa membeli obat antivirus itu tanpa resep dokter. ”Penggunaan oseltamivir tidak tepat rawan terjadi,” ujarnya.

Padahal, obat itu seharusnya hanya didistribusikan pemerintah ke fasilitas kesehatan rujukan untuk mencegah resistensi oseltamivir. ”Karena itu, distribusi oseltamivir harus diperketat,” kata Amin menegaskan.

Kasus bertambah

Di Indonesia, Departemen Kesehatan mencatat total jumlah kasus positif flu baru H1N1 sebanyak 52 orang. Mereka terdiri dari 35 pria, 16 perempuan, dan 1 pasien tidak ada data. Ini berarti dalam beberapa pekan jumlah pasien meningkat pesat dengan tambahan jumlah kasus baru 24 orang.

Kasus-kasus baru flu A-H1N1 terus bermunculan, antara lain di Bandung, Balikpapan (Kalimantan Timur), Medan, dan Bali.

Sumber: KOMPAS

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya...
Untuk berkomentar, ketik di sini, nanti akan kami moderasi komentar Anda.

 
 
 
 
Copyright © MF Nurhuda Y